Selasa, 29 Juni 2010

SWEET DONUT

Pada suatu sore yang indah. Dimana hari saya menuntut ilmu melalui bangku kuliah. Pada waktu itu teman-teman sedang diskusi tentang analisis pada penelitian etnografi. Kita tidak sedang membicarakan analisis domain, analisis taksonomi, analisis eksponensial dan analisis tema kultural. Tidak, kita tidak sedang melakukan itu semua, tapi kita sedang membuat donat.

Hari itu sedang duduk berlima orang-orang yang akan bertualang untuk menghasilkan donat etnografi, sebuah donat yang diramu khusus untuk bagian analisis. Kita berlima mengunjungi sebuah toko bahan pembuat roti. Dalam toko banyak sekali terdapat bahan-bahan kue, seperti kismis, tepung, telur, baking powder, gula, garam, minyak dan lain-lain. Pada waktu itu kita sedang mengumpulkan data kualitatif yang berupa bahan-bahan pembuat kue. Sesuai dengan bahan yang diidentifikasi dalam toko, maka kita memutuskan untuk membuat donat sebagai domain utama. Bagian mana dari donat yang akan kita perhatikan dalam pembuatan kue nanti? Tentu saja kita memperhatikan pembuatan, bentuk kue donat, rasa. Ketiga hal ini menjadi domain-domain yang nantinya kita teliti. Domain-domain ini kemudian kita pelototi (observasi) dan kita berusaha untuk tanya-tanya kepada ahli donat (wawancara terfokus). Dari penelusuran ini, pada masing-masing domain diperoleh bagian-bagian dari domain (analisis taksonomi). Rasa menghasilkan pilihan mint, coklat atau selai; Bentuk menghasilkan bulat lonjong, bulat, atau kotak; Pembuatan menghasilkan pembuatan menggunakan tangan atau menggunakan mesin. Bagian-bagian kecil ini kita kontraskan pada masing-masing domain (analisis eksponensial).

Pada domain rasa kita kontraskan antara mint, coklat, atau selai.Begitu juga dengan domain bentuk dan cara pembuatan. Jika semua keterangan tentang rasa, bentuk dan pembuatan telah lengkap (data jenuh), maka domain-domain dihubungkan satu sama lain (analisi tema kultural). Jadi antara rasa, bentuk, pembuatan yang sudah mempunyai keterangan lengkap (deskripsi lengkap), dan kemudian dihubungkan sehingga tetap membangun donut yang uenak, empuk, gurih, renyah, ciamik pokoknya deach. Pada akhirnya donat-donat dengan berbagai rasa dan bentuk dikemas dalam kardus yang diberikan nama donat apresiatif dengan merek analisis etnografi. Hasil ini berbeda dengan domain asumsi awal tentang donat, karena asumsi akan membuat donat hanya diperoleh dari data awal yang sifatnya hanya permukaan. Donat yang ada pada angan-angan di awal tadi adalah donat imajinatif. Sedangkan donat yang di akhir adalah donat yang terwujud. Pada donat yang terakhirlah hasil penelitian sudah bisa disajikan dengan utuh lengkap dengan kemasannya yang cantik.

Sekarang kita punya donat dan tahu cara pembuatan donat, termasuk memilih bahan dan meramunya. Alangkah nikmatnya bisa membuat donat sekaligus menambah pengetahuan dalam penelitian kualitatif. Anda mau mencoba cara saya??? Mudah sekali, lihat kekuatan yang ada pada diri Anda (mungkin termasuk orang-orang yang berhubungan dengan Anda), lemparkan angan-angan dalam dunia imajinasi yang diimpikan, buat desain dan langkah kongkrit dan nyata untuk mewujudkan impian tersebut, dan nikmatilah hasilnya dengan teman-teman atau keluarga
Anda. Selamat membuat donat (atau kue-kue yang lain)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar