Jumat, 13 Januari 2012

Membuat Lelucon di Stand Up Comedy

Peringatan keras: Jika tak ada gairah, jangan dibaca!

Menciptakan lagu itu harus hati-hati. Kalau tidak, bisa menciptakan keributan. Coba saja ketika Andra and The Backbone menyanyikan lagu, "Oh sayangku Kau begitu sempurna". D'Massiv tidak terima, mereka langsung nyolot, "Tak ada manusia yang terlahir sempurna". Ributlah dua group band tersebut. (Akbar dalam #StandUpComedy).

Sumber Gambar: asepsaiba.wordpress.com

Paragraf di atas adalah kutipan bebas dari Akbar, runner up Stand Up Comedy di sebuah televisi swasta nasional. Kalimat itu menunjukkan kecerdasan humor yang dimiliki Akbar. Apa lagi itu?

Kecerdasan humor ternyata lebih dari sekedar kecerdasan dalam membut lelucon. Bukan hanya kepandaian mengocok perut penonton. Kecerdasan humor adalah kecerdasan yang kompleks, melibatkan berbagai kecerdasan, kepintaran dan kecerdikan dalam mengelola isi dan cara berkata-kata.

Ada 2 ciri utama orang genius. Pertama, total dalam bekerja. Kedua, mampu melihat pola dalam ketidak teraturan. Yang terakhir disebut juga dengan kreatif. Untuk urusan komedi, Akbar telah menunjukkan hal tersebut (dalam kutipan di atas).

Berkenaan dengan totalitas, kita tidak tahu seberapa keras Akbar mendalami Stand Up Comedy. Tapi aku pribadi mayakini, sudah pasti keras. Berjibaku mulai dari audisi hingga jadi runner up sudah pasti butuh kegigihan di bidangnya.

Berbicara tentang kemampuan melihat pola, nah yang ini baru kita bisa lihat dengan mudah. Kutipan di atas adalah salah satu contohnya. Satu fakta tentang lirik lagu, yaitu tentang kesempurnaan. Yang ditemukan oleh Akbar adalah lirik lagu Andra and The Backbone, "Oh sayangku Kau begitu sempurna". Akbar menangkap ini sebagai sebuah fakta yang punya berbagai kemungkinan kelucuan. Pengembangan, pengayaan, ironi, kebalikan adalah berbagai kemungkinan yang bisa dilekatkan pada penggalan lirik lagu Anda and The Backbone.

Akbar menggunakan pilihan kemungkinan kebalikan. Maka ia mencoba menemukan fakta lain yang berkebalikan. Bertemulah ia dengan lagu D'Massiv, "Tak ada manusia yang terlahir sempurna". Nah, kedua fakta lirik lagu yang berkebalikan ini akan lebih seru jika dikarangkan sebuah cerita, dibuat sebuah kisah sebagai bumbunya. Maka Akbar membuat cerita tentang keributan mereka jika sedang sama-sama di panggung.

Meski bukan hal yang utama, Akbar berusaha menambai keributan antara Andra and The Backbone dan D'Massiv dengan hadirnya Nidji. Ketika penonton mau bubar, group musik yang sedang tampil memanggil mereka. Namun penonton hanya yang mengaku sebagai laskar pelangi hanya menjawab, "Laskar Pelangi tak kan terikat waktu". Ini cuma bumbu tambahan, tapi tetap dapat memperkaya kelucuan.

Akbar memilih fakta yang berlawanan, karena memang pertentanganlah yang kadang memunculkan polemik, memancing kontroversi dan menimbulkan ironi. Dalam Stand Up Comedy, biasanya dilakukan pematahan setelah cerita pendahuluan yang panjang. Ketika comic (sebutan untuk Stand Up Comedian), merasa yakin sudah waktunya disajikan lawannya, maka cerita dijatuhkan sendiri dengan fakta atau pendapat yang bertentangan. Dalam Stand Up Comedy ini disebut sebagai set up and punchline.

Contoh: Aku orang baik yang tidak pernah macam-macam. Aku tidak pernah merokok, tidak pernah mabok, tidak pernah main wanita dan yang pasti aku tidak pernah jujur.

Sampai pada "...main wanita", semuanya masih ok. Malah kalimat itu terus dibuat semakin menggebu karena saling mendukung. Tapi ternyata di kalimat terakhir dijatuhkan dengan "... aku tidak pernah jujur".

Ini hanya salah satu teknik yang biasa digunakan dalam Stand Up Comedy. Ada teknik lain yang sebenarnya juga menggunakan prinsip pertentangan, meski tidak seeksplisit contoh di atas. Coba perhatikan contoh ini: "Jika Kamu hanya punya waktu 5 menit, sedangkan Kamu ingin menulis, maka tulislah sesuatu. Coba saja tulis S E S U A T U. Nah, tidak ada 5 menit kan?". Contoh ini aku ambil dari tulisanku, Aku Menulis, maka Aku Ada.

Contoh yang aku buat tersebut hanya menggunakan patahan dalam memunculkan kelucuan. Prinsip patahan ini sebenarnya adalah model berpikir spasial dalam membuat cerita, terutama lelucon. Kenapa ku katakan juga berhubungan dengan prinsip pertentangan? Karena sebenarnya ada pertentangan antara keseriusan dalam mengajari atau memberi motivasi menulis dengan akhirnya, ternyata hanya menulis kata 'sesuatu'. Dari serius mejadi tidak serius.

Contoh yang serupa, misalnya: "Aku mengetahui setiap detil bagian tubuh Sherina Munaf. Tapi aku tiba-tiba lupa ketika aku terbangun".

Pada bagian awal kalimat, orang tidak menyangkan kalau orang tersebut bercerita tentang mimpi. Sepertinya ia sedang serius membicarakan tentang sebuah rahasia, yaitu tubuh Sherina Munaf. Ternyata itu hanya mimpi. Ia melupakan apa yang ia tahu ketika terbangun.

Namun demikian, ada yang jauh lebih penting daripada teknik, yaitu antusiasme. Jika kita mampu total di panggung, antusias dalam membawakan lelucon, maka dengan sendirinya bahasa verbal, ekspresi, gestur dan tatapan mata kita juga akan selaras dan bekerja secara otomatis. Dengan kata lain, antusiasme menjadi 50%-70% syarat dikuasainya teknik.

Kamu tertarik dengan Stand Up Comedy? Apa yang membuatmu tertarik?




Tulisan terkait: 

6 komentar :

  1. Namanya juga indonesia gan.
    Tapi kata raditya dika "Gue bingung sama indonesia"

    BalasHapus
  2. Gue tertarik tapi gue gak lucu, gmna donk?

    BalasHapus
  3. stand up comedy itu ga sekedar guyonan biasa tapi bisa mengolah otak untuk berfikir HAHA -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lucunya adalah ketika yang tak sekedar guyonan itu adalah guyonan juga :)

      Hapus