Senin, 18 Juni 2012

Cerita Abunawas: Pengorbanan Unik untuk Perubahan

Sebuah cerita sederhana, unik dan lucu. Sebuah kearifan hidup sehari-hari yang membawa perubahan besar. Simak cerita Abunawas berikut ini.

Sumber Gambar: cyberzaf.blogspot.com



Kemarin lewat kantor seorang teman. Aku mampir dan menyaksikan ia sedang sibuk membuat cover sebuah jurnal. Aku tahu itu bukan bagian dari pekerjaannya, karena pepekerjaan utamanya adalah mengajar.

Temanku ini bilang, "Ini pekerjaan buruh. Kamu pasti tidak mau tho melakukan pekerjaan seperti ini?". Dia mengungkapkannya tentu dengan ciri khasnya yang layu dan menggalau. Aku sebagai rekan yang sudah lama meninggalkan pekerjaan teknis administratif agak merasa ditusuk dengan perasaan itu. Ya setertusuk-tusuknya, aku menyerahkan kembali ke proses alamiah, aku tidak bisa memaksakan mengerjakan apa yang aku tidak bisa.

Karena peristiwa dengan teman itu, aku teringat cerita dari teman yang lain, @bukik, tentang Abunawas. Cerita yang lucu, sederhana tapi juga menantang untuk pelajarannya diterapkan.

Ceritanya, ada seorang majikan yang mempekerjakan orang dengan cara yang aneh. Sang majikan selalu punya syarat, jika anak buahnya keluar dari pekerjaan, maka sang pembantu itu harus menyerahkan sekerat daging dari tubuhnya. Sebaliknya, jika majikan yang memecat, maka sang tuan juga harus menyerahkan sekerat daging dari tubuhnya kepada pembantunya.

Majikan tersebut memperlakukan pembantunya dengan kasar, membebani dengan pekerjaan berat dan tidak jarang melakukan kekerasan fisik. Akibatnya, sering pembantunya tidak kerasan dan mengundurkan diri. Nah, siapapun yang mengundurkan diri, sudah pasti harus menepati kontrak perjanjian, yaitu menyerahkan sekerat daging dari tubuhnya.

Sampai suatu ketika, pengalaman dari seorang mantan pembantu dikeluhkan kepada Abunawas yang terkenal bijaksana dalam menyikapi persoalan. Abunawas bergegas pergi menyambangi sang majikan tersebut, meskipun harus melalui batas negara. Abunawas menyamar menjadi orang yang melamar menjadi pembantu.

Seperti juga pembantu yang lain, Abunawas diikat dengan kontrak perjanjian yang aneh itu. Abunawas menyanggupi dan mulailah hari-hari bekerjanya di rumah tersebut.

Berbeda dengan pembantu-pembantu sebelumnya, Abunawas bekerja sesuka hatinya. Tidak jarang ia bangun siang hari. Jika diminta memasak, hasilnya selalu berantakan, gosong dan terbakar. Begitu juga dengan membersihkan rumah, bukannya tambah indah, malah jadi kacau balau. Abunawas juga sering menolak perintah, membangkang dengan terang-terangan.

Karena sudah pusing dengan pembantu barunya, maka majikan memutuskan untuk memecat Abunawas. Tentu saja Abunawas meminta keadilan dengan mengingatkan pada perjanjian kontrak. Karena majikan tetap berkuasa, maka ia mengingkari janjinya. Ia tidak mau menyerahkan sekerat daging dari tubuhnya.

Abunawas menerima keberatan sang majikan. Akan tetapi, sebagai gantinya, Abunawas cuma meminta sebuah paku yang menancap di tembok rumah majikan. Abunawas punya hak apapun atas paku yang menancap di tembok ruang tamu tersebut. Karena dianggap permintaan yang sepele, maka majikan menyanggupinya. Abunawas pun segera disuruh pergi.

Abunawas pergi meninggalkan rumah sang majikan. Namun selah beberapa hari, ia datang lagi. Abunawas membawa seekor bangkai tikus.

Abu nawas menanyakan kabar paku miliknya di tembok rumah majikan.
"Itu paku milikmu, aku tidak akan mengotak-atiknya", demikian kata raja.
"Aku masih punya hak atas paku itu kan Tuan?"
Majikan mengangguk dengan pasti.

Abunawas langsung mendekati paku itu dan mencantolkan bangkai tikus di situ. Tentu saja majikan kebingungan, karena seluruh ruang tamu bahkan sampai ke ruang-ruang yang lain menjadi bau busuk.


Apa hikmah yang dapat dipetik dari cerita ini? Untuk sebuah kebaikan, maka yang dilakukan Abunawas adalah salah satu pilihan. Jika tidak bisa menikmati sebuah pekerjaan, mungkin karena tidak suka ataut tidak mampu, maka kita perlu berkorban. Jika sulit mengatakan sedari awal bahwa kita tidak suka, maka kesalahan-kesalahan bisa menjadi cara agar kita tidak lagi diberikan pekerjaan yang sama.

Memang tidak semua orang dengan mudah menerapkan ini. Namun untuk sebuah kebahagiaan yang berjangka panjang, kita perlu sedikit melakukan pengorbanan berjangka pendek. Pada kasus Abunawas, ia melakukan itu untuk perubahan perilaku majikan, agar tidak melakukan kesewenang-wenangan terhadap pembantunya.

Demikian cerita ini. Apa makna yang dapat Kamu ambil?

1 komentar :

  1. Abu Nawasnya pergi meninggalkan rumah, sekalipun ia diberikan pekerjaan yang dia inginkan.. tetap saja ya pak acceptable nya absurd..

    santai LOL

    BalasHapus