Sabtu, 31 Desember 2011

Tulisan Pertama 2012: Pekerjaan juga Punya Chemistry

Sumber Gambar: departments.oxy.edu
Setiap orang punya ritme hidupnya masing-masing. Berbagai kesibukan itu sudah punya cantolan emosional dengan pemilik kesibukan tersebut. Katanya, orang bisa terhubungan karena chemistry, ternyata orang dengan benda atau pekerjaan pun bisa terjadi demikian.


Menghabiskan setengah hari waktu di awal tahun untuk bersih-bersih, menyenangkan. Mulai dari nyuci, jemur pakaian, menguras bak mandi dan membersihkan lantai serta tembok kamar mandi, menyirami bunga, menyapu, cuci piring dan gelas kotor dan lain-lain. Ibarat kata, mbabu.

Sebelum mengerjakan berjibun kegiatan tersebut, harus mengantar dulu Bintang ke orang yang momong untuk beberapa saat, agar pekerjaan berjalan lancar. Sudah di bibir gerbang, ternyata hujan menjelang dengan santainya. Sambil menunggu hujan reda, Bintang disusuin oleh ibunya. Eh, terlelap ternyata.

Rencana mengantar Bintang tak jadi dilakukan, karena kalau ia tidur sudah cukup bisa dikendalikan. Dikendalikan untuk apa? Selain aku membersihkan rumah dan aneka pekerjaan lainnya, Ibunya Bintang harus memandu belajar privat.

Hujan sudah mulai reda. Orang yang privat bahasa Jerman sudah datang. Ibu mempersiapkan berbagai perangkat dan peralatan untuk belajar. Sementara aku menjemur pakaian yang sudah selesai dicuci.

Belajar bahasa Jerman berlangsung dengan gayengnya. Aku juga leluasa mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya tiap minggu harus banyak tertunda.

Selesai menerjakan banyak hal, pikiran sudah lari mendahului. Aku sudah membayangkan akan menyegarkan badan dengan mandi. Setelah itu nongkrongin laptop untuk meneruskan pekerjaan dan membuat tulisan.

"Ngoeeeek!", suara Bintang menggema. Ibunya segera break dari privatnya, berusaha menidurkan kembali. Ternyata upaya itu sia-sia. Akibatnya, les privat tidak bisa dihentikan. Tahu apa maksudnya? Berarti aku batal menyegarkan diri di depan komputer. Aku harus mengawal Bintang sampai proses belajar selesai.

Lepas dari contoh aktivitas di hari pertama tahun baru ini, setiap harinya aku pulang sore menjelang malam. Lanjut nyabet Bintang, karena dia juga yang bisa menyingkirkan segala kepenatan. Hanya saja, tak jarang bayangan di pikiran ini bisa melakukan pekerjaan di malam hari, tatkala semua sudah pulas. Ternyata kejadiannya hanya berlangsung setengah sampai satu jam. Selanjutnya, terkapar di depan laptop yang menatapku dengan sendu.


Chemsitry Kita dengan Pekerjaan itu Khas

Pada saat menjemur pakaian pagi itu, aku teringat seorang pembicara di sebuah acara yang dikatakan workshop, meskipun aku lebih melihatnya sebagai kuliah. Pembicara ini, sebut saja Pak Cungkring, menjelaskan tentang kerja keras. Ia mencontohkan Dahlan Iskan yang makanpun sambil bekerja. Menurut dia, Dahlan Iskan telah menghapus konsep istirahat dari hidupnya.

Pak Cungkring juga mencohtohkan kehidupannya dulu. Ia selalu meluangkan menikmati kebersamaan bersama keluarga. Baru pada malam hari, ia gunakan waktu tidur untuk bekerja. Katanya, ia tidur paling akhir jika dibandingkan dengan semua orang, dan bangun paling awal sebelum semua orang bangun.

Pertanyaannya, apakah Pak Cungkring ini ngepel lantai, nguras bak mandi, nyuci piring, nyuci pakaian, momong anak, membuatkan susu, mengantarkan, menjembur pakaian dan seambreg kegiatan lainnya? ternyata tidak.

Pak Cungkring memang hebat dalam memberikan ceramah. Tapi hampir semua ceramahnya diberikan dari sudut pandangnya sendiri. Ketika ada yang coba curcol tentang pekerjaan, langsung dibantah dengan menggunakan sudut pandangnya. Apa yang tidak dilakukannya? Mengubah posisi, menempatkan diri pada keadaan orang lain. Padahal dia bisa dikatakan ilmuwan psikologi.

Setiap orang puny kegiatan keseharian yang berbeda-beda. Setiap kesibukan yang dilakukan dan menjadi kebiasaan, akan menyatu dengan dirinya. Diri secara otomatis terhubung dengan pekerjaan. Meskipun tidak bisa dikatakan menjalankan dengan senang, tapi bolehlah dibilang orang menjalankan pekerjaannya dengan tenang.

Ini yang disebut sebagai chemistry orang dengan pekerjaannya. Karena chemistry itu juga sama seperti hubungan orang dengan orang lalin, yaitu sangat khas, maka hubunga orang dengan pekerjaannya juga sangat khas. Hanya dia yang paling mengenal dan bisa merasakan bagaimana pekerjaannya.

Karena itu, membuat penilaian atas kesibukan orang lain hendaknya berlatih merendahkan hati untuk merasakan posisi orang tersebut. Jika memang tidak bisa, maka tak usahlah membuat justifikasi. Kalau kita tahu apa kesulitan teman, ya bantulah kalau mampu, atau mau. Jika tidak, paling rendahnya, tak usahlah membuat praduga. Nikmatilah pekerjaanmu.



Pernah punya pengalaman seperti ini?




Contoh chemistry dalam pekerjaan dapat disimak di tulisan MUSIKAL LASKAR PELANGI (klik gambar di atas)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar