Awal Mula
Berawal dari salah pengertian. Mulanya saya diminta untuk mengoordinir teman-teman penulis, yaitu Adyta Purbaya (@dheaadyta) dan Bellanissa B. Zoditama (@bellazoditama) untuk membuat cerita anak. Tapi saya keduluan, justru Dhea yang mengajak menulis bersama. Karena memang dari sononya suka menulis, maka, “Ayo kita lakukan!”. Saling bersambutlah gayung antar tiga penulis, saya (@rudicahyo), Dhea dan Bella.
Mulailah masing-masing menulis, paling tidak lima cerita untuk setiap penulis. Sempat terpikir untuk membuat 10 tulisan, biar stoknya banyak. Tapi karena kesibukan yang menderu, maka baru bisa membuat empat tulisan.
Bertiga saling nyetor tulisan. Maksudnya akan dilengkapi jadi lima tulisan, tapi kata para partner, cukup membuat sepuluh tulisan saja untuk bertiga. Hasilnya, saya membuat empat tulisan (Rabito Belajar dari Roboto, Pertempuran Air, Seruling Pohon Hujan, Ayo Menggosok Gigi), Dhea dengan tiga tulisan (Ayah Dimana?, Terbalik, Pencuri Kakak) dan Bella menulis tiga (Catatan Menuju Surga, Maafkan Manda ya, Nek, Anak Hujan).
Tulisan saling diedit dan dijadikan satu bendel file. Selanjutnya memikirkan judul buku. Ada ide Children Short Stories. Menurut saya itu judul yang menarik. Tapi judul itu sepertinya hanya menyebutkan jenis tulisan atau jenis cerita, yaitu cerita untuk anak. Muncullah ide spontan tentang judul Suara Kecil. Judul ini diinspirasi karena sifat cerita, yaitu yang beruba cerpen. Karena boleh saja menyebut cerita pendek sebagai cerita kecil. Makna lain yang muncul dari judul Suara Kecil adalah, kisah-kisah ini diceritakan oleh anak kecil, atau cerita ini diperuntukkan untuk anak kecil. Atas pertimbangan simple dan kaya makna inilah judul itu dipilih.
Lengkaplah sudah satu buku dengan judul Suara Kecil. Selanjutnya draft dikirimkan ke penerbit online, nulisbuku.com (@nulisbuku). Setelah proses proofread dan pengeditan cover, maka buku siap live dan siap di pesan di nulisbuku.com
Karakter Cerita
Entahlah, mungkin benar, tulisan dan gaya menulis mencerminkan penulisnya. Kebetulan, dan baru disadari kemudian, saya, Dhea dan Bella punya gaya menulis yang berbeda.
Pertama saya (aduh, jadi bahas diri sendiri nih). Cerita yang saya tulis lebih bersifat imajinatif. Nuansa metafornya juga kuat. Sebut saja cerita Seruling Pohon Hujan yang menceritakan kecurangan dan keserakahan yang berdampak pada kejadian ajaib. Cerita ini bertokoh manusia dan mengalami peristiwa yang bersifat imajinatif. Berbeda dengan Rabito Belajar dari Roboto. Cerita ini mengisahkan tentang pembelajaran dari siapapun. Modelling sebenarnya proses belajar yang biasa. Tetapi jadi luar biasa karena tokohnya adalah kelinci. Jadi, letak metaforanya ada pada tokoh.
Beda lagi dengan Bella yang bercerita secara lugas. Pesan yang dikemas dalam cerita, disajikan dengan gamblang apa adanya. Deskripsi yang kuat membuat pembaca masuk dalam jalannya cerita, menikmati alur dan merasakan suasana cerita. Anak Hujan adalah contoh cerita yang membuat kita menjadi anak penawar jasa payung, yang merasakan dinginnya tiap tetes hujan. Catatan Menuju Surga juga mengajarkan media pembelajaran yang riil untuk mengubah kebiasaan, mengubah perilaku. Dengan demikian, cerita Bella mudah untuk diselami, seperti mengalaminya sendiri.
Lebih-lebih lagi cerita yang ditulis Dhea. Sebenarnya hampir mirip dengan Bella, yaitu lugasnya isi cerita. Bedanya adalah pada gaya berceritanya. Dhea membuat pembaca menjadi dirinya, masuk dalam cerita dengan bahasa ‘aku’. Gaya cerita bertutur membuat cerita yang ditulis Dhea sangat mengalir. Emosi yang disuguhkan juga sangat kuat. ‘Aku’ membantu kita masuk lebih dalam, sehingga setiap perasaan tokoh utama juga dirasakan oleh pembaca. Kita dapat measakannya dalam Pencuri Kakak atau cerita Ayah Dimana?
Demikian karakter cerita dari masing-masing penulis yang disajikan seperti bunga rampai beraneka warna dan aroma di buku Suara Kecil. Ayo segera miliki dan baca bukunya!
Suara Kecil dan Pohon Karakter
Pohon Karakter adalah panduan mudah untuk membentuk karakter anak melalui cerita. Di pohon karakter disajikan berbagai karakter yang dimiliki anak Indonesia.
Selain digunakan untuk panduan memilih cerita, Pohon Karakter juga bisa jadi pedoman dalam membuat cerita. Pohon Karakter disusun mulai dari karakter yang bertempat di akar, batang, daun dan buah. Setiap bagian pohon mengandung karakter. Akar yang terdiri dari penerimaan diri, berpikir apresiatif, imajinatif dan rasa ingin tahu; batang yang terdiri dari pengelolaan emosi, motivasi diri, kemandirian dan rendah hati; daun yang terdiri dari empati, ramah, penyayang dan bebagi; buah yang terdiri dari kreatif, kemampuan belajar dan kolaborasi.
Cerita di Suara Kecil juga disajikan lengkap dengan Pohon Karakternya. Karena itu, penyimak cerita dapat dengan mudah memilih cerita yang sesuai untuk pembentukan karakter yang diinginkan.
Penulis Suara Kecil
Rudi Cahyono
Rudi Cahyono. Panggil saja Rudi. Seorang yang terus belajar untuk menjalankan profesinya sebagai pendidik. Sebagai kesenangan, menulis juga menjadi cara Rudi berbagi, mendidik Indonesia. Namun secara formal, Rudi adalah pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Berbagai artikel dan essay telah dihasilkan. Free e-book Indonesia bercerita adalah salah satu hasil karyanya yang bisa diunduh secara gratis di www.blog.indonesiabercerita.org. Buku pertamanya adalah kumpulan cerita eksistensial berjudul Suara Bisu. Buku ini bisa dinikmati melalui www.nulisbuku.com. Tulisan-tulisan Rudi bisa juga ditilik di www.mosaicpsychology.blogspot.com
Selain mendidik dan menulis, Rudi juga menjadi penggiat cerita. sekarang, Rudi adalah chief creative officer Indonesia Bercerita, yang mendidik melalui cerita. Podcast adalah media pendidikannya, yang dapat diunduh secara gratis di www.indonesiabercerita.org
Rudi Cahyono dapat dikontak di:
Twitter: @rudicahyo
Email: rudicayo@idcerita.org
Facebook: Cahyono Rudi
Adyta Purbaya
Hallo! Saya Adyta Purbaya. 20 Tahun. Sulung dari tiga bersaudara. Mahasiswi S1 Akuntansi Universitas Sriwijaya (berharap ini adalah semester akhir). Kutu-buku tanpa kacamata minus. Pengagum guitarist dan guitarist-wanna-be yang tidak pernah lancar main gitar. Traveller yang phobia ngebut.
Menulis adalah bernafas. Bernafas itu untuk hidup. Meninggalkan menulis barang sehari sama dengan hidup tanpa bernafas. Apa kamu bisa melakukannya? Saya tidak! :)
Saya cinta warna ungu, Avenged Sevenfold, musik, guitar, buku-buku. Saya cinta anak kecil. Dunia mereka yang polos, berbincang dan menghabiskan waktu dengan bermain bersama mereka adalah salah satu pilihan menghabiskan hari minggu saya. Menyenangkan ketika melihat wajah tertarik mereka mendengarkan saya membacakan cerita :)
Semoga apapun itu yang tertulis disini mampu membagi pelajaran yang tersimpan rapat di kepala adik-adik.
Jadi, apakah ada di antara adik-adik pembaca yang ingin menjadi penulis? Penulis itu pintar, lho! :)
Adyta Purbaya
twitter : @dheaadyta
blog : www.adytapurbaya.blogspot.com
email : casis.manis@yahoo.com
Bellanissa Brilia Z
Nama saya Bellanissa B. Zoditama, atau biasa dipanggil Bella. Saat ini aya mengenyam pendidikan di Institut Manajemen Telkom Bandung, angkatan 2009.
Menulis cerita anak adalah salah satu debut pertama saya, setelah sebelumnya mengikuti berbagai macam proyek dan lomba kepenulisan lainnya, dan menerbitkan novel pertama berjudul My Best(BOY)friend di NulisBuku.com.
Sapa saya di :
Twitter : @bellazoditama
blog : www.bellazoditama.wordpress.com ;
Tidak ada komentar :
Posting Komentar