Sumber Gambar: indonesiaindonesia.com |
Tulisan ini dibuat semi curhat, atau dalam bahasa angkasanya, curcol. Karena sepintas kilas curhat, maka butuh sedikit usaha keras untuk mengumpulkan energi mewujudkannya. Iya, tulisan ini.
Beberapa hari ini, tepatnya sekitar tiga hari (sudah 'tepatnya', masih saja pakai 'sekitar' hehe), aku merasa agak minim karya, kecuali tadi malam menghasilkan satu proposal workshop menulis. Ada yang mau ikut? Eh, bukan saatnya promo. Kembali fokus ke tulisan ini.
Kesibukan beberapa hari ini lumayan merenggut privasi. Di hari-hari sebelumnya, di luar 3 hari yang kemarin, banyak sekali karya yang lahir. Tulisan adalah pastinya, juga beberapa pekerjaan yang menuntut membuat desain pertemuan dan modul.
Sebenarnya tidak terpaut jauh-jauh amat sih jumlah karya yang dihasilkan. Hanya saja merasa jauh, karena energi yang dikeluarkan untuk menghasilkannya tidak sama. 3 hari yang belakangan ini, energi yang dibutuhkan jauh lebih besar. Seperti mengais dan menguras sisa-sisa energi pinjaman. Andai ada bank energi hihihi.
Ternyata ada yang menghalangi kenapa energi serasa begitu terkuras. Memang sih, ini sudah masuk pada hari-hari sibuk kembal kepada rutinitas pekerjaan, terutama beberapa urusan administratif.
Kenapa pekerjaan sehari-hari yang seharusnya sudah biasa itu bisa menguras energi? Ini karena passion. Aku memandingkan dengan pekerjaan lain yang meskipun belum dilakukan, masih dibayangkan saja, sudah memompa energi besar. Apa itu? teman, menulis dan hal tak penting.
Teman. Jelas, sebagai orang yang afilitaif atau punya kecenderungan berelasi tinggi, teman adalah sumber energi. Beberapa hari yang lalu kedatangan teman dari Balikpapan. Lumayan bisa mengobati kangen akan kongkow-kongkow dan berbicara tentang realita dan impian. Maklum, belakangan ini para teman sudah pada 'jauh', terutama di tempat kerja. Sekedar obrolan tentang membangun budaya kerja, membangun kebiasaan unik di lingkungan kerja, sampai keinginan untuk kerja bareng. Ditambah lagi hadir seorang teman, yang meskipun tinggal di Surabaya, tapi jarang ketemu. Ia mengajak untuk membuat kampung bermain. Aku sebagai tenaga ahli di bidang psikologi dan pendidikan. Menyenangkan rasanya. Karena itulah, pertemuan itu begitu mendatangkan gairah.
Menulis. Iya, ini passion yang sampai saat ini menjadi teman setia, baik suka maupun duka. Ketika galau, aku menulis, ketika bersuka cita, aku juga menulis. Pokoknya menyenangkan. Sebenarnya ada hal lain yang juga jadi support yang menyenangkan di balik menulis itu, yaitu berkarya. Ketika menulis atau punya ide menulis, aku sudah membayangkan itu akan jadi tulisan panjang atau jadi kumpulan tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Dan itu menjadi bukuku, tentu.
Sesuatu yang tidak penting. Aku menyebut demikian, meski bisa saja kita bilang ini bagian dari obrolan ngalor-ngidul atau mungkin termasuk di dalamnya, humor. Dulu aku pernah ngobrol sama teman lewat internet atau chatting. Dia kangen ngobrol guyonan sama aku. Aku bilang kepadanya, sesuatu yang tidak penting itu penting. Nah, belakangan ini aku juga tidak mendapatkan yang satu ini.
Bagaimanapun, perbuatan atau aktivitas kecil bisa menunjukkan kepada passion yang lebih besar. Teman, menulis dan humor itu bisa menunjukkan kita jalan kepada passion tertentu. Mungkin saja aku jadi penulis lelucon, menjadi ilmuwan atau praktisi humor, atau menajdi konsultan humor hehe.
Jika kita tidak bisa mengenali apa minat kita, maka kenalilah apa aktivitas kecil yang menyenangkan, mendatangkan energi dan gairah. Aktivitas itu mungkin saja adalah elemen atau komponen-komponen dari minat kita yang bisa mulai kita bangun.
Ayo temukan passion kita!
Kalau Kamu, apa passionmu? Jika belum menemukan, apa aktivitas kecilmu yang menurutmu mengarah kepada passion tertentu?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar