Kelemahan dari sebuah mimpi, ia tak menampilkan hal-hal detail. Misal, mimpi saling tukar nomor hape. Kita gak tau apa merk hapenya. (@dikiumbara)
mimpi juga rasa yang mematerial jadi visual (@macankampyus)
Itu adalah dua pernyataan tentang mimpi yang aku peroleh dari lini masa @dikiumbara dan @macankampyus. Kata kunci yang aku dapatkan dari kedua tweet tersebut adalah: tidak menampilkan secara detil, material dan visualisasi.
Berbicara tentang mimpi memang menarik. Mimpi itu misterius, berwajah tanggung dan ambigu. Wujudnya kadang kabur dan melompat-lompat, namun ada juga yang teratur dan punya alur. Ketidakjelasan inilah yang membuat mimpi selalu menarik untuk dikaji.
Siapapun pasti pernah bermimpi, bukan? Nah, boleh kok share mimpinya dengan menuliskannya di bagian komentar pada tulian ini.
Apa yang kita lihat atau alami di mimpi, juga mendatangkan reaksi yang berbeda-beda. Ada yang tersugesti untuk meyakininya sebagai kebenaran, ada juga yang menganggapnya seperti lampu-lampu hias teman tidur. Bagi yang meyakini kebenarannya juga punya reaksi berbeda. Sebagian langsung merasakan emosi sebagai dampaknya, misalnya senang dan berbunga-bunga atau sedih dan gundah gulana. Sebagian yang lain menghubungkannya dengan kebenaran di masa lalu atau untuk meramalkan apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.
Sebelum menuju kepada dampaknya, lebih baik kita selami mimpinya dulu. Karena pengetahuan kita tentang mimpi akan membuat kita punya reaksi yang sebanding dengan pengetahun tentang mimpi tersebut.
Mimpi itu seperti goresan-goresan sketsa dan warna. Jika analoginya lukisan, maka akan sangat sulit, karena elemen dari lukisan itu menyatu dan sukar dipisahkan kembali. Kalau kita pakai perumpamaan puzzle, maka sepertinya bagian-bagian mimpi punya porsi yang sama, padahal tidak demikian kenyataannya. Bukankah di permainan puzzle itu rata-rata setiap kepingnya punya luas yang sama?
Tidak demikian kondisi sebuah mimpi. Mimpi tidak punya porsi yang sama di setiap bagiannya. Terdapat penekanan di bagian tertentu dan mengabaikan yang lain, sehingga warna atau bentuknya lebih jelas daripada bagian yang lainnya. Inilah yang menyebabkan @dikiumbara mengatakan bahwa mimpi tak menampilkan gambarnya secara detil. Karena itu, analogi yang pas untuk mimpi adalah mosaic.
Mosaic terdiri dari kepingan-kepingan beraneka warna yang lebar kepingannya tidak selalu sama. Namun demikian, mosaic selalu bisa membentuk gambar yang sama, meskipun kepingannya dikurangi atau ditambah. Pembuatan gambar yang sama secara utuh tersebut dijahit oleh persepsi, prasangka atau asumsi. Sedangkan pembentuk ketiga hal tersebut adalah pengalaman dan imajinasi. Inilah yang membuat mimpi punya arti, bisa dihubungkan dengan kenyatan atau kadang orang percaya bisa dipakai untuk memprediksi.
Contoh saja mimpi @cantiknyacantik. Dia bercerita telah bermimpi kakak iparnya yang ada di kampung meninggal. Sang kakak meninggal dunia karena banyak menghisap gas beracun dari pabrik senjata yang didirikan mertuanya. Sementara dia dan suaminya mendapatkan kabar terlambat dan pada waktu dapat kabarpun, datang ke kampunya juga terlambat.
Hasil ngobrol panjang dengan @cantiknyacantik, ternyata ada cerita di balik mimpi itu. Kakak iparnya adalah seorang yang bekerja melebur emas. Zat-zat kimia dari uap air keras hampir tiap hari dihirupnya. Hal ini dicemaskan oleh @cantiknyacantik.
Sementara itu mertuanya bekerja sebagai pedagang yang sukses dan hidup kaya. Pekerjaannya pun relatif aman, tidak mengandung bahaya. Beda dengan pekerjaan kakak iparnya.
Setiap kali ada kabar dari kampung, @cantiknyacantik dan suaminya selalu mengulur waktu untuk mencari tahu. Berbagai alasan selalu muncul, sampai kadang pada dua hari berikutnya baru menelpon keluarga di kampung. Contoh saja musibah yang menimpa kakak iparnya baru-baru ini. Tangannya terbakar karena semburan api ketika bekerja. @cantiknyacantik baru menghubungi sore esok harinya. Hal ini sebenarnya tidak disukai oleh dia sendiri, tetapi dia selalu melakukannya.
Mimpi tersebut mengandung kepingan-kepingan. Gambar-bambar visual tersebut adalah peristiwa yang diingat dan perasaan yang intens disimpan. Kata @macankampyus, perasaan tersebut me-material jadi visual. Kakak ipar yang dicemaskan karena pekerjaannya bahaya, musibah yang menimpanya, mertua yang bekerja lebih aman dan kaya, serta kebiasaan menunda untuk kontak, adalah kepingan-kepingan yang dijahit oleh persepsi dan emosi.
@cantiknyacantik merasa kasihan dengan kakak ipranya. Perasaan kasihan ini disimpan. Ditambah lagi adanya pembandingan dengan kondisi mertua yang sudah mapan. Meski kasihan, pada prakteknya lebih sering mengabaikan. Ini tidak disukai oleh @cantiknyacantik sendiri. Hal ini juga jadi tabungan emosi yang intens. Pabrik senjata mertua timbul dari ketidaknyamanan melihat gap antara kondisi pekerjaan mertua dan kakak ipar. Semua dijahit jadi satu gambar utuh.
Mimpi @cantiknyacantik lebih melekat pada fakta pengalaman. Karena itu, mimpi ini adalah tampilan dari peristiwa-peristiwa di masa sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa porsi kepingan mimpi lebih banyak menggunakan data.
Beda lagi dengan mimpi yang lebih banyak menggunakan imajinasi. Hal ini memang tipikal. Orang yang mimpinya banyak memanfaatkan pengalaman sebagai bahan bakunya, biasanya orangnya adalah sensing. Ini merupakan preferensi yang menunjukkan kecenderungan seseorang memperoleh pengetahuan dengan cara indrawi. Jika orangnya lebih intuitif, atau lebih banyak menggunakan imajinasi sebagai sumber pengetahuan, maka mimpinya juga akan lebih imajinatif. Biasanya, tampilan mimpinya lebih abstrak, tak karuan bentukanya, sampai mimpi yang lucu seperti film animasi.
Untuk mimpi yang lebih banyak menggunakan bahan baku imajinasi, biasanya dihubung-hubungkan dengan kenyataan yang belum ada. Dengan kata lain, mimpi tersebut digunakan untuk memprediksi.
Tiap orang punya kadar yang berbeda dalam meramu bahan baku mimpi. Bisa saja orang diawali oleh pengalaman, tetapi dikelola dengan imajinasi. Atau mungkin juga ada orang yang memang berimajinasi tinggi, sehingga mimpinya sulit sekali dikaitkan dengan kenyataan. Bagiamanapun, meski dengan porsi yang tidak sama, dalam mimpi, kedua hal tersebut selalu punya kontribusi.
Apapun yang kita endapkan dalam ketidaksadaran, selalu punya cara menampakkan diri saat kita lengah. Iya, waktu tidur, melalui mimpi.
Demikian ulasan tentang mimpi. Bagi yang ingin berbagi mimpinya atau mengomentari tulisan ini, boleh dituliskan di bagian komentar.
Beberapa orang menganggap mimpi tanpa arti. Beberapa lagi justru begitu memikirkannya, mencari arti dan menghubungkannya dalam nyata.
BalasHapusMimpiku, tak pernah kuhiraukan sebagai suatu pertanda.
Kamu?
#justsaying
mimpi berhubungan dengan kenyataan, namun tak selalu bisa meramalkan
BalasHapusmenurutku mimpi itu hanya sekedar bunga mimpi saat tidur saja. kalau gak berdoa sebelum tidur, panteslah mimpinya aneh2 :D
BalasHapusMungkin juga ya Mbak Chilfia...
BalasHapus