Sumber Gambar: totus-blog.blogspot.com |
Biar agak bertele-tele aku awali dulu dengan, kenapa tulisan ini sampai lahir. Bidannya sih sudah datang kemarin saat kuliah Psikologi Hunanistik. Tapi buka-an sepuluhnya tadi waktu naik motor, perjalanan menuju sebagian dari takdir hidup, pekerjaan.
Lihat jam. Tinggal 12 menit lagi.
Kemarin waktu kuliah Psikologi Humanistik, aku awali dengan bercerita. Wah, sudah menjadi bawaan rupanya, semua-muanya secara alami ada ceritanya hehehe.
Aku cerita tentang perkenalan. Cerita basah dan basi yang sering aku berikan saat pertama kali bersua dengan sebuah forum. Ceritanya adalah tentang perkenalan, bergantinya prinsip "Apalah arti sebuah nama" menjadi "Tak kenal, maka tak sayang". Sudah pernah tahu ceritanya?
Di akhir cerita itu, aku bertanya, apa makna yang bisa diambil dari cerita tersebut. Sebagian mengatakan tentang pentingnya nama dan sebagian yang lain mengatakan bahwa berkenalan itu perlu. Namun diakhir, ditarik kesimpulan bahwa arti nama memang tidak begitu diperhatikan orang, tapi orang tetap perlu mempunyai nama. Ini soal identifikasi dan pelabelan, biar kalau mau manggil lebih gampang.
Lihat jam, kurang 8 menit.
Saat aku mencontohkan tentang tidak diperhatikannya arti sebuah nama, aku menjadikan nama seorang mahasiswa, yaitu Churnia. Aku bilang, "Anggap saja artinya kobokan (air untuk cuci tangan waktu akan atau setelah makan)". Kontan semua tertawa.
Aku tambahkan bilang, "Sorry Chur, aku berusaha mencari yang terbaik. Hanya saja aku nemunya itu". Lagi-lagi semuanya tertawa terbahak-bahak. "Itu sudah yang terbaik, Pak", tanya Churnia dengan wajah asem hehehe.
Di bagian lain, di tengah cerita, aku mengatakan bahwa di sebuah desa ada tempat nongkrong anak-anak muda. Karena itulah aku berada di situ. Krik, tidak ada yang tertawa.
Lihat jam, 3 menit lagi.
Ternyata ada yang nyeletuk..... tak berhasil memaksakan diri untuk terus menulis. Pending dulu, sabar ya...
Beberpaa jam kemudian, setelah kuliah Penelitian Kualitatif..
Nah, sekarang nyambung lagi, setelah putus oleh kuliah Penelitian Kualitatif dan mengatur jadwal yang saling tumpuk.
Sampai mana tadi? Oh iya, ternyata ada yang nyeletuk, "Muda ya Pak?" dengan nada meledek. Aku langsung bilang, "Oh, rupanya ada yang tidak terima aku nongkrong di warung itu, karena ada yang kehilangan teman". Krik, tetap tidak ada yang tertawa.
Aku dekati anak itu yang sudah mulai berpikir dan senyum-senyum. Selanjutnya ia tertawa lebih keras. Aku bilang, "Memang butuh otak beberapa kilo byte untuk bisa lebih cepat loadingnya". Sekarang giliran seisi kelas yang tertawa.
Ini adalah seni menendang, atau disebut juga kicking atau ngekick dalam bahasa Standup Comedy. Pernah ditendang? Bagaimana rasanya? Sakit atau tidak sakit, ditendang itu mengusik. Karena memang pada dasarnya menimbulkan rasa terusik, maka menendang memang bisa mendatangkan ketidaknyamanan. Rasa tidak nyaman bisa jadi tantangan untuk membalas (bisa juga tidak).
Inilah rasa sakit yang dinikmati forum. Artinya, sakit dalam tanda kutip ini diperoleh dalam konteks humor, bercanda dan mengubah suasana. Tendangan atau kicking ini dapat digunakan untuk menyegarkan forum yang sedang tegang, mengubah yang linear menjadi tidak linear.
Apa kegunaan ngekick dalam sebuah forum yang kita fasilitasi?
Menendang orang itu memang tidak baik. Tapi dalam konteks menyegarkan suasana dan tidak menimbulkan cedera, itu boleh. Lha kan itu juga bisa jadi cedera secara psikologis? Karena itulah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ngekick.
Sebelum itu, kita perlu tahu, apa sih manfaat ngekick dalam sebuah forum? Manfaat utama dari ngekick tentu saja menyegarkan suasana. Dari suasana yang segar itulah efek samping bisa kita peroleh. Apa itu efek sampingnya? Kita bisa menjaga forum tetap memperhatikan kita. Coba bayangkan jika kita ngomong serius selama 2 jam saja, tentu akan ngantuk dan bosan. Lho, kan bisa dengan humor yang lain, tanpa harus menendang orang? Ya, keduanya bisa kita gunakan secara bergantian. Namun demikian, keduanya punya perbedaan.
Ngekick dan humor tanpa tendangan itu bedanaya adalah tentang keterlibatan orang lain. Dengan melibatkan orang lain, humor seketika itu juga hadir dalam ruangan itu. Artinya, humornya tidak ada di awang-awang. Kalau kita bayangkan, seolah di atas kepala peserta ada asap dan ada bayangan di dalam asap itu. Dengan kata lain, humornya bukan siaran langsung.
Humor dengan siaran langsung, memberikan pengalaman inderawi. Karena mengalami hal yang sama dalam waktu yang sama, maka di kepala para hadirin punya bahan banyolan yang sama. Apa efeknya? Kelucuan itu bisa diperkuat sendiri secara spontan diantara orang yang hadir.
Hati-hatilah dengan tendangan kita
Karena tendangan itu terasa sakit, maka tetap perlu memperhatikan orang yang akan ditendang. Pastikan orang yang akan ditendang memahami konteks dan kita kenal betul dengan orang tersebut. Kenal berarti kita tahu bagaimana orang tersebut menanggapi celaan, kritikan atau yang sejenis itu. Memahami konteks berarti orang tersebut tahu bahwa konteks yang sedang terjadi waktu itu dibingkai dalam niatan banyolan.
Selain memperhatikan orangnya, perlu dilakukan balancing atau penyeimbangan dalam tendangan. Artinya, kita bisa menetralkannya sendiri. Misalnya, kalau dalam contoh di kelasku tadi, aku mengatakan kepada Churnia, "Nanti setelah ini, kayaknya kita perlu bermaaf-maafan". Selain menetralkan, bagian ini juga tetap menjadi lelucon buat yang lain. Lagi-lagi tertawa terdengar di kelas sore itu.
Bagaimana ngekick?
Tantangan kita adalah menciptakan tendangan yang tidak melukai. Tidak melukai artinya, mungkin orang tersebut terpancing untuk menyerang balik (tentu saja dalam konteks guyonan juga) atau orang terebut tetap dijaga untuk sadar bahwa itu semua tidak lebih dari banyolan. Karena itu, pilih orang yang tepat (yang kita kenal betul), hindari bahan yang menyangkut isyu SARA (hindari bukan berarti tidak boleh. Tapi lebih amannya tidak dilakukan).
Menendang itu memang dibutuhkan kepekaan pada bahan yang melintas sekelebat. Boleh juga dipersiapkan sebelumnya. Tetapi yang seperti ini biasanya kurang fresh. Mulai berlatihlah dengan memperhatikan setiap kejadian di kelas/forum. Cermati kejadian itu dan bayangkan kejadian lain yang jauh, sepertinya tidak berhubungan, tetapi kita bisa mengaitkannya. Setelah kita terbiasa mencermati dan mengaitkan dengan hal lain, maka dengan sendirinya kita sudah mulai terotomatisasi untuk ngekick.
Seperti halnya Standup Comedy secara umum, dalam kick itu tetap ada setup dan punch line. Ada cerita yang mengantarkan pada puncak yang disebut set up dan ada waktunya membelokkan atau menjatuhkan tiba-tiba, yang disebut punchline.
Kira-kira itu dulu ya soal ngekick-mengekick. Kalau ada lagi cara jitu yang lain, boleh share di sini.
Tulisan Terkait
- Mengelola Standup Comedy
- Membuat Lelucon di Standup Comedy
- Fasilitasi untuk Mengaktivasi Kelas
- Bagaimana agar Bisa Tahan Lama?
benul, harus memahami orang yang ditendang karena kalau orang tersebut lagi sensi yang ada malah beneran marah :)
BalasHapusyup
BalasHapuskayak kick andy? oh ternyata ada sains nya.. heheh, nice share!
BalasHapushehe terimakasih. boleh datang juga di rudicahyo.com :)
Hapus